Srikandi Forensik di Indonesia [Buku]
Kali ini, saya akan membagikan pengalaman membaca saya tentang sebuah buku non-fiksi yang saya peroleh dari guru saya. Berikut informasi tentang buku tersebut.
Dokter Forensik Perempuan. Menjadi dokter forensik saja sudah tidak cukup populer di Indonesia. Apalagi, dokter forensik perempuan. Banyak masyarakat yang terlalu takut membayangkan kerja dari profesi seorang dokter forensik. Nah, beruntung sekali buku ini hadir sebagai suara langsung dari srikandi forensik Indonesia tentang apa yang mereka hadapi dan mereka alami selama menjalani profesinya.
Kehadiran buku ini diharapkan oleh Ketua PDFI, dr. Ade Firmansyah, sebagian masyarakat kita masih menilai bahwa dokter forensik hanya berkutat di pemeriksaan jenazah. Padahal, ada banyak cabang keilmuan forensik selain patologi, seperti forensik klinis, antropologi, epidemiologi, toksikologi, DNA, medikolegal, dan lain-lain. Meskipun belum sebegitu populer, tetapi cabang tersebut sudah ada dan mengerjakan pelayanan secara rutin di pusat-pusat pendidikan Dokter Forensik di Indonesia.
- Judul buku: Antara Mayat, Tragedi, dan Perkara. (Kiprah dan Kisah Dokter Forensik Perempuan Indonesia demi Keadilan)
- Penulis: Agustaman, Salim Shahab
- Penerbit: Rayyana Komunikasindo
- Tahun terbit: Cetakan 1, Mei 2022
- Tebal buku: xiv + 258 halaman, soft cover
- Harga buku: Rp90.000
"Fiat Justitia Pereat Mundus"
Sekalipun dunia runtuh, keadilan harus tetap ditegakkan.
Dokter Forensik Perempuan. Menjadi dokter forensik saja sudah tidak cukup populer di Indonesia. Apalagi, dokter forensik perempuan. Banyak masyarakat yang terlalu takut membayangkan kerja dari profesi seorang dokter forensik. Nah, beruntung sekali buku ini hadir sebagai suara langsung dari srikandi forensik Indonesia tentang apa yang mereka hadapi dan mereka alami selama menjalani profesinya.
Kehadiran buku ini diharapkan oleh Ketua PDFI, dr. Ade Firmansyah, sebagian masyarakat kita masih menilai bahwa dokter forensik hanya berkutat di pemeriksaan jenazah. Padahal, ada banyak cabang keilmuan forensik selain patologi, seperti forensik klinis, antropologi, epidemiologi, toksikologi, DNA, medikolegal, dan lain-lain. Meskipun belum sebegitu populer, tetapi cabang tersebut sudah ada dan mengerjakan pelayanan secara rutin di pusat-pusat pendidikan Dokter Forensik di Indonesia.
Sinopis isi buku
Buku dengan tema kedokteran ini merupakan kumpulan kisah dari banyak dokter spesialis forensik perempuan di Indonesia. Masing-masing tokoh menyampaikan kisahnya sendiri, baik dalam persepektif orang pertama maupun orang ketiga, di dalam setiap bab. Terdapat 15 cerita berbasis riil yang dikemas dengan sentuhan dramatis dalam buku ini. Ringan, dan mudah diikuti oleh pembaca.Urutan kisah di buku ini disusun dan dimulai dari dokter yang paling senior, lalu diakhiri dengan kisah dari seorang calon dokter forensik yang masih berstatus PPDS. Setiap dokter menceritakan pengalamannya, mulai dari bagaimana sampai bisa tertarik menjadi dokter forensik, pengalaman selama pendidikan, tantangan selama pendidikan, masalah yang muncul saat bekerja, pengalaman berkesan selama bekerja, hingga apa yang mereka tekuni saat ini.
Beberapa kelebihan buku ini, antara lain:
- Sistematikanya, pembaca disuguhkan pembekalan materi forensik di dua bab awal. Diceritakan pula tentang latar belakang ilmu forensik. Hal ini bermanfaat bagi masyarakat awam yang belum mengetahui ilmu forensik dan profesi dokter forensik.
- Gaya penulisan di buku ini seperti konsep wawancara. Sehingga pembaca dapat dengan mudah mengikuti alurnya.
- Kaya akan kisah, latar yang berbeda, tempat kerja, daerah, pengalaman, dan penulis yang beragam. (Ceritakan spektrumnya untuk tiap variabel. Misal dari sabang sampai merauke).
- Konten cerita sangat spesifik, niche. Sangat menarik bagi orang yg tertarik mengetahui dunia forensik dengan mendalam hanya dengan waktu singkat.
- Ada profil singkat masing-masing penulis di akhir setiap cerita.
- Harga terjangkau
Kekurangan yang dimiliki buku ini, misalnya:
- Belum mampu mengcover semua cerita srikandi, karena hanya sedikit dari 86. Tapi kedepannya semoga ada kelanjutan kisahnya.
- Sampul dan judul lebih ke buku misteri. Padahal tidak ada kisah misteri. Tapi covernya bagus kok kayak siluet perempuan.
- Tidak ada ilustrasi, dokumentasi foto. Sulit mengimajinasikan. Bahkan kita tidak tau foto dari masing-masing penulis.
- Tidak ada bookmark / penanda buku.
Rekomendasi dan penutup
Sangat direkomendasikan untuk dibeli, baik bagi awam, mahasiswa kedokteran, dokter umum, dokter spesialis forensik, ppds forensik, praktisi forensik, dan penikmat kisah forensik. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada guru saya, dr. Oktavinda Safitry, SpFM(K), MPd.Ked yang memberikan buku ini secara gratis kepada saya. Sebagai salah satu penulis di buku tersebut, beliau juga menceritakan perjalanan panjang proses penulisan hingga akhirnya buku ini berhasil diterbitkan. Selamat dan panjang umur perjuangan para dokter forensik perempuan di Indonesia.Info pembelian buku ini dapat dilihat melalui link berikut
Tidak ada komentar:
Berilah komentar yang bijaksana tanpa menyinggung perasaan orang lain.